Blak Blakan

peluang usaha

Download Now

Sabtu, 16 November 2013

Cerpenku


Cinta Tak Terbalas
 Oleh Abdul Khamid M L

Kukayuh sepeda tanpa tenaga. Sinar matahari sudah mulai tinggi. Hawa pagi ini sangat panas. Derum motor di sekelilingku seakan menutupi telingaku. Terlintas di depanku, seorang wanita yang selalu ada dipikiranku. Dalam hati aku berkata “ ah sedang apa aku ini ”. Terlintas juga di depanku seorang pemuda bernama Andi. Ia adalah temanku satu kelas. Aku segera memakirkan sepedaku dan bergegas pergi ke kelas.
“ Andi, tungguin aku.” Teriakku. Pemuda yang kupanggil tadi menoleh.
“ Ayo cepetan, nanti telat. “ Jawabnya.
“ Iya, Andi.”
Kulangkahkan kakiku ke kelas. Tiba tiba tanda bel masuk berbunyi, aku segera mempersiapkan buku dan alat tulis. Teman teman begitu senang mengikuti pelajaran hari ini.
Bel tanda istirahatpun berbunyi, aku diajak Andi ke kantin. Terlintas seorang wanita yang aku sukai bernama Putri, ia berdiri di depan kelas dekat pintu masuk. Aku lumayan akrab dengannya.
“ Hai, Put.” Sahutku kepadanya.
“ Hai, mau kemana?” Tanya Putri kepadaku.
“ Kantin, mau ikut.”
“ Nggak ah, terima kasih.”
“ Oke.“
Setelah selesai makan di kantin aku kembali ke kelas untuk mengikuti mata pelajaran selanjutnya.
Waktu sudah pukul 12.30 WIB, bel tanda pulang berbunyi. Aku mengambil sepeda di parkiran, kukayuh sepeda keluar dari tempat parkir. Dipikiranku penuh dengan wajah seorang wanita yang aku suka sejak lama. Kuputuskan besok aku harus menembaknya.
Esok hari, kukayuh sepeda dengan penuh semangat seperti roket yang menembus lapisan ozon. Pohon pohon berteriak seakan memberi semangat kepadaku. Sesampai di kelas aku mengikuti pelajaran seperti biasanya. Tak sabar aku menanti waktu istirahat.
Bel tanda waktu istirahat dibunyikan. Aku bergegas menuju kelas Putri. Kulihat ke dalam kelas Putri, ia ternyata tidak ada di bangku yang biasa di tempati. Aku bertanya kepada Ani teman satu bangku Putri.
“ Putri dimana An?” Tanyaku.
“ Aku tidak tahu, Putri tidak izin masuk sekolah pagi ini. Emangnya ada apa?” Tanya Ani dengan penasaran.
“ Tidak ada apa apa. Ya sudah, aku ke kelas dulu!”
“ Oke.”
Aku kembali ke kelas dengan hati yang penuh dengan rasa kecewa dan rasa penasaran. Sebenarnya Putri kemana.
Sore hari itu aku mengikuti ekstrakurikuler futsal bersama dengan Heri teman sekelas Putri. Selesai mengikuti ekstrakurikuler aku bertanya kepada Heri.
“ Kenapa hari ini Putri tidak berangkat?”
“ Ooo, Putri. Putri pindah pagi ini.”
“ Kenapa ia pindah, apa dia tidak nyaman sekolah di sini?” Tanyaku dengan penuh rasa penasaran .
“ Sepertinya Putri pindah karena urusan pekerjaan ayahnya yang pindah ke luar kota!”
“ Kapan Putri pindah Her?”
“ Ia pindah pagi ini. Aku diberi tahu tadi siang, apa kamu tidak diberitahu?” Tanya Heri kepadaku.
“ Tidak. Oke, terimakasih ya Her....”
“ Sama sama.”
Aku bergegas menuju rumah Putri. Sampailah di rumah tempat tinggal yang jaraknya cukup jauh dari sekolah, ternyata pintu rumah Putri di tutup rapat. Kuketuk pintu rumahnya dengan penuh harapan, semoga orang yang aku cari keluar. Aku terus mengetuk pintu, ternyata tidak ada seorangpun yang menjawab.
Kulangkahkan kakiku keluar rumah Putri bersama dengan hati yang penuh dengan rasa kecewa dan putus asa. Aku mengayuh sepedaku seakan tidak punya tenaga lagi. Aku berfikir kenapa aku harus sedih padahal masih banyak wanita yang lebih baik lagi dari pada dia dan jangan pernah mencintai seorang wanita secara berlebihan, belum tentu wanita yang kita cintai juga mencintai kita juga.

Download Now